Sesuai dengan sifatnya yang dinamis, pendidikan terus berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Selalu ada pembaruan pada sistem pendidikan sehingga dapat relevan dengan zaman yang ada. Jika kita perhatikan seksama, pendidikan zaman dahulu dengan pendidikan era sekarang tentu banyak memiliki perbedaan. Pokoknya adalah pada bagaimana sistem pendidikan itu berjalan.

Pada zaman dahulu, pendidikan berjalan dengan sederhana, yakni dengan menggunakan alat pembelajaran yang serba manual. Belum ada laptop dan proyektor seperti saat ini, sehingga guru harus menulis pada papan tulis ketika memulai pelajaran. Pertemuan hanya bisa dilakukan di sekolah karena tidak ada alat komunikasi jarak jauh. Bukan cuma itu, pembayaran pada saat itupun masih murah dan terjangkau bahkan bagi yang tidak cukup uang bisa mengganti dengan hasil bumi. Inilah sesuatu yang tidak ada pada pendidikan hari ini, yaitu semangat kesejahteraan yang diusung; yakni tanpa ada unsur komersialisasi, tidak seperti sekarang ini. Sehingga pendidikan berjalan secara merata tanpa adanya pilah pilih. Selain itu, pada pendidikan dahulu pembentukan karakter berjalan lebih efektif. Guru pada saat itu mengajar dengan keteladanannya dan peserta didik belajar dengan semangatnya. Hal tersebut membuat peserta didik dahulu sangat mematuhi gurunya dan mengharga ilmu pengetahuan.

Seiring berkembangnya teknologi, pendidikan terus memperbarui sistem pembelajarannya. Hal itu didorong dengan keberadaan ponsel dan laptop mulai masif di kalangan masyarakat. Pendidikan mulai memanfaakan teknologi yang serba online dan otomatis guna menunjang proses pembelajaran maupun administrasi. Pada proses administrasi misalnya, pendaftaran pesertadidik baru yang dulunya harus datang sekolah sekolah guna mengisi formulir pendaftaran, hari ini cukup mendaftar secara online di Rumah. Pendaftaran dengan sistem online ini sangat efektif diterapkan, karena mengehemat banyak waktu dan sumber daya pendidikan.

Selain pada proses administrasi, pembelajaran hari ini bisa dilakukan  di Rumah dengan sistem daring menggunakan smartphone maupun PC.
Pembelajaran secara daring ini kemudian menjadi populer di tahun ajaran 2019/2020 ini. Hal tersebut disebabkan karena dampak mewabahnya virus corona yang mengharuskan sekolah maupun perguruan tinggi menutup gerbangnya karena menghindari tatap muka/pertemuan yang masif. Sebenarnya, dengan atau tanpa virus Corona, pembelajaran daring ini sudah menjadi tren baru dalam dunia pendidikan. Hanya karena dampak Covid-19, tren ini dipercepat dan menjadi alternatif dari pembelajaran tatap muka agar pendidikan terus berjalan.

Dilihat keefektifannya, pendidikan daring ini membuat instansi pendidikan lebih sedikit mengeluarkan anggaran. Namun sebaliknya bagi pesertadidik. Namun pada dasarnya, pendidikan daring ini hanya sebagai penunjang pembelajaran langsung, bukan sebagai pengganti selamanya. Pembelajaran langsung tetap menjadi hal pokok. Pasalnya, dalam pembelajaran langsung peserta didik dan pendidik bisa tatap muka dan berinteraksi langsung tanpa ada batasan.

Interaksi langsung secara tatap muka memang bukan hanya mengandung aspek informasi saja, lebih lanjut, komunikasi tatap muka juga melahirkan aspek-aspek lain seperti emosi, penekanan suara, spontanitas, dan juga humor. Selain itu, dalam  pembelajaran langsung, pendidikan karakter dapat berjalan. Pada akhirnya dua substasi pendidikan menjadi tersampaikan, yaitu transfer of knowledge dan value.

Berangkat dari hal di atas, pendidikan daring hanya bersifat menunjang bukan sebagai pengganti dari pembelajaran tatap muka langsung. Namun tidak bisa dipungkiri, pembelajaran daring ini seiring berkembangnya zaman akan menjadi tren dan tradisi baru dalam dunia pendidikan. Maka dari itu, bagi para pendidik dan praktisi pendidikan harus bersiap untuk bisa menguasai kompetensi teknologi, agar tidak gagap teknologi.

Cilacap, 28 Juni 2020

Oleh: Nur Ashari