Menjadi organisatoris sejati merupakan suatu hal yang gampang-gampang susah. Mengapa demikian? karena organisatoris sejati harus mampu mereduksi egonya demi kepentingan umum/organisasi.

Tidak semua orang rela memberikan waktu dan tenaganya untuk kepentingan organisasi maupun kepentingan umum. Karena semuanya itu harus didasari dengan keikhlasan. Keikhlasan inilah merupakan satu bekal penting saat memulai berproses. Kebermanfaatan dan Kemaslahatan adalah esensi dari  organisasi. Ini merupakan suatu pengajaran penting bagi seorang organisatoris.

Perlu kita sadari, tantangan dalam berproses merupakan hal lazim dan bukan sesuatu hal yang harus dihindari. Tantangan itu pasti ada, sejalan dengan tingkat kapasitas dan militansi yang dimiliki. Artinya ibarat sebuah pohon, semakin tinggi pohon itu menjulang, maka pastilah akan diterpa angin yang kencang.

Dalam menyikapi tantangan tersebut, seorang organisatoris sejati harus bisa menyelesaikan masalah melalui berbagai upaya. Kita sering melihat organisatoris yang meninggalkan masalah dengan seribu alasan. Dan hal itu merupakan suatu penghianatan dalam organisasi. Karena satu masalah yang ditingalkan tanpa solusi apapun  akan melahirkan masalah-masalah yang lainnya, dan masalah tersebut akan terbebankan kepada anggotayang lain. Berangkat dari hal diatas, maka sejak awal harus ditekankan tanggung jawab dan harus paham konsekuensi yang akan dihadapi. 

Terbentur, terbentur, terbentur dan terbentuk. Itulah dua kata yang mempunyai arti yang mendalam. Terbentur disini, bisa diartikan sebuah tempaan. Sedangkan terbentuk disini bisa diartikan hasil dari sebuah tempaan. Hal tersebut mengajarkan kita bahwa menjadi orang hebat itu membutuhkan proses yang panjang dan perjuangan yang keras. Semangat dan semangat, bagi kalian yang lagi berproses, yakinlah tidak ada yang sia sia jika dijalani dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab.

Oleh: Nur Ashari